Penduduk Gampöng Alue Capli mayoritasnya berprofesi sebagai petani sawah dan tambak, kegiatan para penduduk Gampöng Alue Capli disibukkan dengan kegiatan bertambak secara rutin, sedangkan turun ke sawah hanya 6 bulan sekali atau setahun 2 kali, oleh sebab itu penduduk disini jarang atau tidak ada sama sekali yang melakukan kegiatan Officer/Perkantoran. Hanya perangkat-perangkat desa saja yang aktif di pemerintahan (Geuchik, Sekdes, Tuha Peut, Tuha Lapan), tingkat pendidikan sekolah yang kurang diminati oleh para orang tua, kebanyakan anak-anak Gampöng Alue Capli di serahkan Dayah-dayah atau Pesantren-pesantren terkemuka di muka bumi Nanggroe endatu (AtJeh), kalau endatu kami bilang “pu buet jak sikula, enteuk jeut keu kaféé”, tapi pada jaman yang serba modern seperti sekarang ini banyak para pelajar tingkat SMP, SMA banyak yang melanjutkan pendidikan Dayah/Pesantren dan pendidikan duniawi ke jenjang bangku kuliahan. Sejak meninggalnya Ustadz kami “Tgk. Sulaiman Putéh”, penduduk Gampöng Alue Capli bagaikan hilang jati diri, kehidupan masyarakat yang serba monoton, kepergian Tgk. Sulaiman Putéh membuat masyarakat Gampöng Alue Capli kehilangan sesepuh yang sangat berwibawa, Alm. Tgk. Sulaiman Putéh merupakan pimpinan Dayah “Darul Wasi’ah yang berada di tengah-tengah Gampöng Alue Capli. Saya selaku pribadi merupakan murid/santri beliau yang belajar/mengaji sejak tahun 1987 s/d 2000. Semoga amal ibadah almarhum diterima oleh Allah SWT. Aamiin…