Sejarah Valentine’s Day
Valentine memang selalu membuat heboh remaja, bahkan remaja yang nota-bene adalah seorang Muslim. Seolah-olah pada hari itu, semua remaja merasa ‘WAJIB’ untuk merayakannya dan seperti merasa ‘BERDOSA’ jika tidak merayakannya atau ketinggalan terhadap perayaan tersebut. Hari Valentine yang kemudian di-eufemismekan (diperhalus secara licik) dengan nama Hari Kasih Sayang ini kemudian merambah hingga ke negeri ini yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Padahal, sejatinya hari itu adalah hari obral syahwat diluar batas kewajaran dan tidak jauh beda dengan perilaku setan laknatullah dan pengikutnya.
Valentine memang selalu membuat heboh remaja, bahkan remaja yang nota-bene adalah seorang Muslim. Seolah-olah pada hari itu, semua remaja merasa ‘WAJIB’ untuk merayakannya dan seperti merasa ‘BERDOSA’ jika tidak merayakannya atau ketinggalan terhadap perayaan tersebut. Hari Valentine yang kemudian di-eufemismekan (diperhalus secara licik) dengan nama Hari Kasih Sayang ini kemudian merambah hingga ke negeri ini yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Padahal, sejatinya hari itu adalah hari obral syahwat diluar batas kewajaran dan tidak jauh beda dengan perilaku setan laknatullah dan pengikutnya.